Satu Pepes Ikan Mas

0 comments
UQ - Ketika malem sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Umi, udah shalat Isya' belum?’ Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, ‘sudah Bi.’ Isterinya beranjak dari kamar menuju ruang makan, mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami. 
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan Abi, kita makan yuk!.’ Piring itu dibukanya, ada satu pepes Ikan Mas yang terhidang untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan bagian kepalanya saja. Isterinya bertanya, ‘Abi, kenapa hanya makan kepalanya saja, padahal dagingnya kan lebih enak? Suaminya balik bertanya, 'Umi mau makan kepalanya gak? Istrinya menjawab, Aku paling tidak suka ama kepalanya.’ Suaminya meneruskan, ‘Itulah sebabnya karena Umi tidak suka, maka Abi suka makan kepala Ikan Mas supaya Umi mendapatkan bagian yang terenak.’

Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala Ikan Mas begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya. ‘Makasih ya Bi atas cinta dan kasih sayang Abi.’ ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.

Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang kecil yang dilakukan oleh sosok suami atau ayah, namun memiliki makna yang begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan tanggungjawab.
Semoga cerita diatas kita bisa mengambil hikmah dengan mencintai setulus hati suami atau ayah kita yang telah berkorban untuk keluarganya.


Post a Comment